Hikayat1001 malam tak pernah berhenti dituturkan dari masa ke masa. Ia pun seolah sudah menjadi bagian utama dari jagad susastra klasik.Hikayat ini berupa kumpulan cerita berbingkai yang sambung-menyambung dengan tokoh yang berbeda-beda dan kekuatan alur cerita yang menggugah rasa penasaran. Di dalamnya dikisahkan berbagai legenda, dongeng, fabel, dan roman dengan beragam latar belakang.Karya
Jadikongkritnya babak pertama adalah sebagai babak penentu menariknya sebuah pertunjukan tradisi Mendu. Semenandung Dewa Raja, Dewa Mendu dan Angkara Dewa adalah tokoh legenda yang memiliki legitimasi kedudukan terhormat dalam masyarakat tradisi. Untuk memerankan tokoh ini dalam sebuah panggung, tentu harus dilihat dalam kacamata tradisi di
KalaulahUmno hidup ribuan tahun yang lalu, mungkin epik Yunani Homer, Illiad and Oddysey atau pun Hikayat 1001 Malam tidak akan mendapat tempat di sisi penglipur lara, penulis buku, pemikir sastera-sejarah, pemikir sosiologi mahu pun pembuat filem.
Vay Tiền Nhanh. HIKAYAT 1001 Malam yang merupakan sumbangsih peradab-an Islam, kini telah menjadi cerita rakyat seluruh dunia. Sastra epik Arab di zaman kekhalifahan itu telah memberi pengaruh yang besar dalam peradaban manusia terutama dalam bidang kebudayaan.’Buku ibu’ sastra tradisional Arab. Begitulah para sastrawan dunia menjuluki kitab alf layla wa-layla hikayat 1001 Malam. Karya sastra epik Arab terbaik yang amat fenomenal itu merupakan buah karya para sastrawan Muslim di era keemasan. Meski telah berusia 12 abad, hikayat 1001 Malam masih memiliki pengaruh yang besar terhadap budaya Arab maupun sastra epik yang melegenda itu merupakan salah satu bukti kontribusi para sastrawan Muslim di zaman kekhalifahan bagi jagad sastra dunia. Hikayat 1001 Malam yang begitu fenomenal tak pernah mati digilas zaman. Cerita rakyat yang sangat fenomenal itu selalu diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi lainnya dalam peradaban hikayat 1001 Malam merupakan kumpulan cerita berbingkai yang sambung-menyambung dan menampilkan beragam tokoh yang berbeda-beda. Cerita rakyat yang berkisah tentang berbagai legenda, dongeng, fabel, dan roman dengan beragam latar yang berbeda seperti Baghdad, Basrah, Kairo, Damaskus, Cina, Yunani, India, Afrika Utara dan Turki itu muncul pada abad ke-9 M. Ketika itu, Baghdad ibu kota Dinasti Abbasiyah telah menjelma sebagai metropolis intelektual dunia. Selain dikenal sebagai kota ilmu pengetahuan dan peradaban, di era kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid 786 M - 803 M Baghdad pun menjadi kota perdagangan yang sangat penting di itu menjadi tempat persinggahan para saudagar dari berbagai belahan dunia, seperti India, Cina, Afrika serta Eropa. Konon, pada era itulah cikal-bakal hikayat 1001 Malam mulai dirajut. Terdapat beragam versi tentang asalmuasal lahirnya karya sastra epik Arab yang termasyhur itu. NJ Dawood dan William Harvey dalam bukunya berjudul Tales from the Thousand and One Nights mengungkapkan, hikayat 1001 Malam merupakan satra epik yang berasal dari tiga rumpun kebudayaan dunia, yakni India, Persia, dan Arab.’Masterpieces seni cerita bertutur itu berasal dari sebuah buku dari Persia yang hilang berjudul Hazar Afsanah Seribu Legenda,’ papar Dawood dan Harvey. Menurut keduanya, buku cerita dari Persia itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada tahun 850 M. Hazar Afsanah, imbuh keduanya, berisi tentang cerita rakyat India dan Persia. ’Para pendongeng Muslim yang profesional membumbui dan mengadopsi cerita itu dengan warna lokal Arab.’ Versi lainnya menyebutkan, hikayat 1001 Malam sebagai kumpulan ceritera rakyat Arab. Adalah Abu Abdullah bin Abdus Al-Jasyayari seorang pengarang Muslim terkemuka yang merangkai dan dan menulis kisah yang legendaris itu. Kitab alf layla wa-layla yang ditulis Al-Jasyayari ide ceritanya berasal dari Hazar Afsanah yang diterjemahkannya ke dalam bahasa lainnya menuturkan, do ngeng 1001 Malam yang dikenal dalam ba ha sa Persia berjudul Hezar-o yek sab itu merupakan sebuah kumpulan cerita yang disusun selama berabad-abad oleh be gitu banyak pengarang, penerjemah, dan sarjana. Cerita rakyat yang mulai la hir antara abad ke-8 M hingga 9 M itu berawal dan berakar dari cerita rakyat Arab dan Yaman Kuno, India Kuno, Asia Kecil Kuno, Persia Kuno, Mesir Kuno, Suriah Kuno, dan era kekhalifahan Islam. Cerita rakyat India mewarnai dongeng 1001 Malam melalui fabel Sansekerta kuno. Sedangkan, cerita rakyat Baghdad hadir dalam hikayat yang populer itu melalui Kekhalifahan Khalifah Harun Ar-Rasyid dan Abu Nuwas - penyair terkemuka di era kekuasaan Abbasiyah muncul dalam cerita rakyat yang begitu melegenda itu. Kumpulan cerita rakyat itu mengangkat kisah tentang seorang ratu Sassanid bernama Scheherazade. Dalam dongeng 1001 Malam itu, sang Ratu menceritakan serantai kisah-kisah yang menarik pada suaminya, Raja Shahryar. Cerita demi cerita yang dikisahkan sang ratu pada raja merupakan upaya cerdik yang dilakukannya untuk menunda hukuman mati atas dirinya. Malam demi malam, Ratu Scheherazade bercerita pada sang mengakhiri kisahnya dengan akhir yang menegangkan dan menggantung. Sehingga, sang raja dibuat tertarik dan penasaran untuk mendengar kelanjutan kisah dari sang ratu. Setiap kisah yang diceritakan ratu mampu membetot perhatian raja. Sang raja pun selalu menangguhkan perintah hukuman mati bagi 1001 Malam mengandung beragam cerita seperti, kisah percintaan, tragedi, komedi, syair, ejekan, serta beragam bentuk erotika. Sejumlah kisah yang termuat dalam 1001 Malam juga melukiskan tentang jin, tukang sihir, tempat-tempat legendaris yang sering kali menampilkan tempat dan orangorang yang sesungguhnya. Khalifah Harun Ar-Rasyid, Abu Nuwas dan Wazir perdana menteri Ja’far Al-Barmaki juga menjadi tokoh cerita. Popularitas Hikayat 1001 Malam semakin mengkilap lantaran diramikan dengan kisah-kisah lainnya yang menarik seperti, Aladdin dan Lampu Wasiat, Ali Baba, Sinbad si Pelaut, serta 40 kisah-kisah yang justru cerita rakyat Timur Tengah yang asli itu tak muncul dalam kitab alf layla wa-layla versi Arab. Kisah-kisah yang menarik itu justru baru muncul dalam The Arabian Nights yang diterjemahkan seorang sarjana Prancis bernama Jean Antonie Galland. Galland mengaku menulis kisah- kisah yang banyak diangkat ke dalam film di berbagai negara itu setelah mendengarnya dari seorang penutur cerita asal Aleppo, Suriah bernama Hanna Diab. Hikayat 1001 Malam yang merupakan sumbangsih peradaban Islam, kini telah menjadi cerita rakyat seluruh dunia. Sastra epik Arab di zaman kekhalifahan itu telah memberi pengaruh yang besar dalam peradaban manusia terutama dalam bidang sederet kisah yang memikat, hikayat 1001 Malam telah memberi warna dalam bidang sastra, film, musik dan permainan di berbagai belahan dunia. Itulah yang membuat dongeng 1001 Malam tak lekang digerus zaman. Selalu menemani perjalanan setiap generasi umat versi Prancis hingga PortugisSejatinya, Jean Antonie Galland adalah seorang kolektor yang gemar berburu benda-benda antik. Perburuan barang antik yang dilakukan sarjana berkebangsaan Prancis itu telah mengantarnya pada sebuah naskah kumpulan dongeng Arab yang menakjubkan. Kumpulan dongeng yang dalam bahasa Arab berjudul kitab alf layla wa-laylaitu mampu memikat kolektor benda antik itu begitu yakin naskah kumpulan dongeng Arab yang ditemukannya begitu bernilai. Ia lalu menerjemahkan kitab dongeng 1001 Malam yang dtemukannya itu ke dalam bahasa Prancis yang bertajuk Les Mille et une nuits, contes arabes traduits en francaisSeribu satu malam cerita Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis.Dongeng itu diterjemahkan ke dalam 12 jilid. Galland menerbitkan jilid pertama kisah 1001 Malam itu pada tahun 1704. Sedangkan, dua jilid terakhir diterbitkan pada tahun 1717. Dalam buku dongeng 1001 malam yang dialihbahasakan ke dalam bahasa Prancis itu, Galland memuat dongeng-dongeng Arab lainnya seperti, Aladin Lampu Ajaib, Ali Baba, 40 Pencuri serta Sinbad si Pelaut. Dongeng itu tak tertulis dalam kitab 1001 Malam asli versi memuat cerita rakyat Timur Tengah itu dari seorang tukang dongeng dari Allepo, Suriah. Sejarah sastra mencatat, Galland sebagai orang pertama yang memperkenalkan dongeng 1001 Malam kepada masya - r akat Eropa. Kisah yang memikat itu pun mendapat sambutan hangat dari masyarakat Eropa. Berkat alihbahasa yang dilakukannya, nama Galland pun berkibar di daratan 1001 Malam versi bahasa Inggris pun lalu muncul pada tahun 1885. Adalah penerjemah terkemuka bernama Sir Richard Francis Burton yang melakukan alih bahasa kitab alf layla wa- laylake dalam bahasa Inggris berjudul The Book of the Thousand Nights and a Night. Pada tahun itu dia menerbitkan 10 volume dongeng 1001 Malam. Kemudian, pada tahun 1886 dan 1888 Burton kembali menerbitkan enam volume tambahan dongeng 1001 Malam versi bahasa terbaru diterjemahkan Powys Mathers. Versi teranyar itu didasarkan atas manuskrip Suriah abad ke-14 M yang terdapat di Bibliothäque Nationale. Pada tahun 2005, seorang sarjana Brasil Mamede Mustafa Jarouche mulai menerbitkan Hikayat 1001 Malam dalam bahasa Portugis. Baru-baru ini, hikayat 1001 Malam juga telah terbit dalam bahasa Indonesia. *
93% found this document useful 15 votes54K views21 pagesDescriptionIsi dari Cerita bag. 1...Copyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsPDF or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?93% found this document useful 15 votes54K views21 pagesHikayat 1001 Malam Bag 01Jump to Page You are on page 1of 21 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 15 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Page 19 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Lukisan Syahrazad dan Syahriar oleh Ferdinand Keller pada 1880 Seribu Satu Lilin batik bahasa Arab ألف ليلة وليلة, Alf Lailah wa-Lailah; bahasa Persia هزار و یک شب, Hezār-o yek Syab adalah karya sastra wiracarita berpangkal Timur Tengah yang lahir pada Abad Pertengahan. Antologi cerita ini mengisahkan akan halnya koteng sunan Wangsa Sasan, Syahrazad yang membualkan susunan kisah-kisah yang menyentak kepada suaminya, Aji Syahriar, lakukan memerosokkan siksa mati atas dirinya. Kisah-kisah ini diceritakannya sejauh sewu satu malam. Tiap-tiap malam, Syahrazad mengakhiri kisahnya dengan akhir yang menegangkan sehingga sang raja lagi cangap ki memperlalaikan perintah azab sunyi agar dapat mendengar kelanjutan kisah yang diceritakan Syahrazad. Kiat Seribu Satu Malam terdiri dari antologi-kumpulan cerita dengan pencetus nan berbeda dan silsilah kisah nan menarik. Di dalamnya termasuk saga, fabel, wajah, dan dongeng dengan latar yang berbeda sebagai halnya Baghdad, Basrah, Kairo, dan Damsyik, juga ke Tiongkok, Yunani, India, Afrika Paksina, dan Turki. Kisah-kisah dalam Seribu Satu Malam, seperti mana Syahrazad dan Syahriar, dan Sinbad si Panjarwala, menggarisbawahi tiga peristiwa kepada pembaca, yakni Suatu masalah akan besar perut ada penyelesaiannya Keteguhan akan membentuk suatu masalah sampai ke penyelesaiannya Kelebihan batin dapat membantu lakukan mempertahankan keteguhan. Kisah-kisah Seribu Suatu Lilin lebah ini sekali lagi dimuat dalam bermacam rupa hikayat Melayu seiring berasimilasinya budaya Arab dan Persia dengan budaya Melayu. Ki kenangan [sunting sunting sendang] Pada abad ke-8, masa tadbir Kekhalifahan Abbasiyah Harun Ar-Rasyid, saat itu Bagdad merupakan salah satu kota bazar yang sangat berharga. Pedagang dari Tiongkok, India, Afrika, dan Eropa singgah dan bisa ditemukan di sana. Ketika inilah narasi-cerita tradisional dari berbagai macam bangsa dikumpulkan menjadi satu dan dinamakan Hazar Afsanah. Pada abad ke-9, seorang pendongeng berusul Arab bernama Tepung abd-Allah Muhammed el-Gahshigar menerjemahkan kumpulan cerita ini ke dalam bahasa Arab. Kerangka cerita mengenai Syahrazad dan Syahriar hijau ditambahkan pada abad ke-14. Rangka modern pertama dari cerita Sewu Satu Malam, belaka masih internal bahasa Arab, diterbitkan di Kairo, Mesir sreg tahun 1835. Konon, pada era itulah bibit buwit Hikayat 1001 Malam berangkat dirajut. Terletak plural versi tentang asal mula lahirnya karya sastra citra Arab yang termasyhur itu. NJ Dawood dan William Harvey intern bukunya berjudul Tales from the Thousand and One Nights mengungkapkan, Hikayat 1001 Malam yakni sastra citra yang berasal dari tiga rumpun kultur dunia, yakni India, Persia, dan Arab. “Mahakarya seni narasi bertutur itu pecah dari sebuah buku berpunca Persia yang hilang berjudul Hazar Afsanah Seribu Legenda”, papar Dawood dan Harvey. Menurut keduanya, pusat cerita semenjak Persia itu kemudian diterjemahkan ke intern bahasa Arab sreg tahun 850 M. Hazar Afsanah, imbuh keduanya, kebal mengenai cerita rakyat India dan Persia. “Para pendongeng Muslim yang profesional membumbui dan mengadopsi cerita itu dengan warna tempatan Arab”. Varian lainnya mengistilahkan, Hikayat 1001 Lilin lebah sebagai kumpulan kisahan rakyat Arab. Yaitu Abu Abdullah bin Abdus Al-Jasyayari, sendiri pengarang Muslim terkemuka yang meronce dan menggambar cerita yang legendaris itu. Kitab Alf Laila wa-laila yang ditulis Al-Jasyayari ide ceritanya dari dari Hazar Afsanah nan diterjemahkannya ke privat bahasa Arab. Menurut pendapat lain, khayalan 1001 Malam yang dikenal dalam bahasa Persia berjudul Hezar-o yek Sab itu merupakan sebuah himpunan cerita yang disusun sejauh berabad-abad oleh begitu banyak pengarang, penerjemah, dan ilmuwan. Cerita rakyat yang mulai lahir antara abad ke-8 hingga 9 Masehi itu berawal dan berakar dari kisahan rakyat Arab dan Yaman Kuno, India Kuno, Asia Kecil Kuno, Persia Kuno, Mesir Kuno, Suriah Historis, dan era kekhalifahan Islam. Kisahan rakyat India mewarnai khayalan 1001 Lilin lebah melalui fabel Sanskerta kuno. Sedangkan, cerita rakyat Bagdad hadir dalam hikayat yang populer itu melangkaui Khalifah Abbasiyah.[1] Khalayak Khalifah Harun Ar-Rasyid dan Abu Nawas penyair terkemuka pada zaman Ibnu Abbas muncul privat kisah rakyat yang seperti itu melegenda itu. Kumpulan cerita rakyat itu mengangkat kisah adapun seorang raja Sassanid bernama Syahrazad. Dalam dongeng 1001 Malam itu, sang Ratu menceritakan serantai kisah-kisahan yang menyeret sreg suaminya, Raja Syahriar. Kisah demi kisahan nan dikisahkan si ratu lega sunan yaitu upaya cerdik nan dilakukannya lakukan memurukkan siksa mati atas dirinya. Malam demi lilin batik, Syah Syahrazad bercerita plong si prabu. Syahrazad mengakhiri kisahnya dengan akhir yang menegangkan dan menggantung. Sehingga, sang baginda dibuat terpaut dan penasaran lakukan mendengar kelanjutan kisahan dari sang ratu. Setiap narasi yang diceritakan ratu mewah menarik perhatian sinuhun. Si sunan pun selalu menangguhkan perintah hukuman mati bagi Syahrazad. Hikayat 1001 Lilin lebah mengandung beragam cerita seperti, cerita percintaan, tragedi, kelucuan, sajak, ejekan, serta beragam tulangtulangan erotika. Sejumlah kisah yang termuat dalam 1001 Malam sekali lagi melukiskan tentang jin, tukang sihir, tempat-wadah legendaris yang berkali-kali mengedepankan tempat dan individu-insan yang sesungguhnya. Khalifah Harun Ar-Rasyid, Abu Nuwas dan Wazir patih menteri Ja’far Al-Barmaki juga menjadi tokoh cerita. Kemasyhuran Hikayat 1001 Lilin lebah semakin mengkilap lantaran diramaikan dengan kisah-kisah lainnya nan menarik seperti, Aladdin dan Lampu busur Wasiat, Ali Baba, Sinbad si Kelasi, serta 40 Pencuri. Namun, kisah-kisah nan justru cerita rakyat Timur Tengah nan asli itu tak muncul dalam kitab Alf layla wa-layla versi Arab. Narasi-kisahan yang menggelandang itu apalagi baru muncul intern The Arabian Nights nan diterjemahkan seorang sarjana Prancis bernama Jean Antonie Galland. Galland mengaku menulis cerita-cerita yang banyak diangkat ke dalam sinema di bervariasi negara itu sesudah mendengarnya terbit seorang penutur kisah asal Aleppo, Suriah bernama Hanna Diab. Hikayat 1001 Lilin lebah yang adalah sumbangsih peradaban Islam, kini telah menjadi kisahan rakyat seluruh manjapada. Sastra epik Arab pada zaman kekhalifahan itu telah memberi pengaruh yang besar intern peradaban manusia terutama dalam bidang peradaban. Dengan sederet kisah yang memikat, Hikayat 1001 Malam telah menjatah warna n domestik parasan sastra, bioskop, irama, dan permainan di berbagai bongkahan dunia. Galeri [sunting sunting sumur] Si Sultan Buku Seribu Satu Malam Perjalanan Kelima Sinbad Coretan Kaki [sunting sunting sendang] ^ “Fenomena Hikayat 1001 Malam”. 8 Juli 2012. Pranala asing [sunting sunting sumber] Inggris Jonathan Scott translation of Arabian Nights Inggris expurgated Sir Burton’s ~1885 translation, annotated for English study. Inggris The Thousand-And-Second Tale of Scheherazade by Edgar Allan Poe Wikisource Kontroversi hikayat “Seribu Satu Malam” di Mesir Pemeriksaan Berdalih Pornografi
cerita hikayat 1001 malam berlatar belakang di kerajaan